Review Buku: Pangeran Cilik
1:14:00 PM
Saya kira wajarlah buku ini menjadi salah satu buku untuk orang dewasa yang begitu populer. Saya akhirnya, akhirnya, selesai juga membaca buku ini. Tahun 2011 saya memiliki edisi dalam Bahasa Inggris, dan tahun 2015 lalu saya menemukan terbitan GPU dengan kertas yang bagus dan ilustrasi berwarna di dalamnya (ini penting!). Buku ini pun harganya relatif terjangkau (32 ribu, 20% off di bukabuku.com).
Entah setiap kisah klasik itu harus diintrepretasi, tetapi saya seringkali begitu. Refleksi, relasikan dengan kondisi di kehidupan sehari-hari, berusaha menebak, apa ya pesan moral yang ingin penulis sampaikan? karena saya percaya Antoine de Saint Exupery tidak menulis begitu saja, kisah ini berbeda dengan kisah klasik lainnya, oleh karena itu buku ini melegenda.
Pelajaran utama yang saya dapatkan dari buku ini adalah tentang penggambaran manusia, penggambaran orang dewasa yang terlalu ribet, terlalu kaku, terlalu banyak aturan yang sebenarnya aturannya ga jelas juga, seringkali kita menganggap remeh hal yang penting, kita melupakan detail, kita menyederhanakan hal-hal, namun di lain sisi, kita membuat rumit hal-hal yang sederhana. daya kreativitas kita cenderung mati.
Saya sebagai praktisi psikologi, sangat tertohok sejak halaman awal, sejak tokoh aku yang menggambar ular sanca menelan gajah bulat-bulat dan tanggapan orang dewasa lain. begitulah kita, tidak melihat dari sudut pandang anak-anak, melupakan kalau kita juga dulu sama seperti mereka. Hal yang mengerikan, ada berapa 'bakat' yang mati karena orang dewasa tidak mengerti hakikat?
Tentang manusia yang sombong, yang merasa besar padahal kerdil, yang merasa serius pada hal-hal 'remeh', yang terjebak rutinitas. Orang dewasa juga egois, merasa benar sendiri, merasa paling baik. Pangeran cilik menyampaikan banyak pesan, yang semoga saya cukup peka untuk mempelajarinya.
Buku ini adalah buku yang wajib dibaca oleh semua orang. Semua orang dewasa perlu untuk memiliki 1 ekslemplar buku ini di rak buku di rumahnya :))
Love,
bungaazzahra
0 comments